jagadpos.id, Madiun - Pembatasan akses ke Kota Madiun mulai dibatasi. Sejumlah jalan utama akses masuk diberlakukan pembatasan untuk mengurangi lalu lalang kendaraan mulai, Sabtu (28/3/2020).
Hal itu merupakan hasil koordinasi dengan pihak Kepolisian khususnya Satlantas Polres Madiun Kota. Titik yang dibatasi antara lain, Jalan Urip Sumoharjo, Soekarno-Hatta, dan Jalan Yos Sudarso. Sejumlah jalan tersebut ditutup menggunakan water barrier.
"Jalan tidak ditutup. Kita tidak lockdown. Tapi akses ke kota kita batasi. Masuk ke Kota Madiun masih bisa tapi kita persempit,’’ kata Walikota Madiun Maidi.
Pembatasan itu sekaligus untuk mendeteksi siapa saja yang masuk Kota Madiun. Semua kendaraan yang masuk akan dilewatkan jalan-jalan tertentu. Di jalan-jalan tersebut akan dipasang tenda besar dan dipasangi alat penyemprotan disinfektan. Semua kendaraan wajib melewati tenda untuk disterilkan. Artinya, semua kendaraan yang masuk terdeteksi dan tersterilkan.
"Jadi kita tahu kendaraan yang masuk. Siapa dan mau apa. Pembatasan ini penting untuk menjaga kota kita,’’ jelasnya.
Pembatasan juga hanya dijam-jam tertentu. Diantaranya siang mulai pukul 11.00 sampai 14.00 dan malam mulai pukul 19.00 sampai 23.00. Namun, jam pembatasan masih akan dibahas ulang. Tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang melihat kondisi. Bahkan, walikota menginstruksikan pembatasan penuh saat malam dan kembali dibuka menjelang pagi.
"Masyarakat, pagi silahkan keluar untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi setelah barang yang dibeli didapat langsung pulang kembali ke rumah. Setelah itu kita berlakukan pembatasan lagi,’’ terangnya.
Pembatasan itu juga untuk mengoptimalkan penyemprotan. Saat semua akses dibuka, terlalu banyak titik yang harus dilakukan penyemprotan. Sebaliknya, penyemprotan akan lebih maksimal jika dipusatkan di titik-titik tertentu. Tenda-tenda tersebut rencananya akan dipasang di Jalan Mastrip, Panglima Sudirman, Agus Salim, dan Jalan Pahlawan. Pemasangan mulai dikerjakan saat ini. Walikota berharap masyarakat bersabar dengan kebijakan-kebijakan yang diambil saat ini. Sebab, semua kebijakan untuk kebaikan bersama.
"Ini masalah kita bersama. Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Tapi juga berfikir untuk orang banyak. Tentu kita tidak ingin seperti ini kalau tidak dalam kondisi tanggap darurat seperti ini,’’ pungkasnya. (s.rud)
0 Comments