Jagadpos.id - Pencemaran akibat merkuri memiliki efek yang berbahaya bagi lingkungan maupun bagi kesehatan masyarakat. Apalagi Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat pencemaran merkuri tertinggi di dunia.
Melihat fenomena ini, dosen dan peneliti Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM, Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D., mengembangkan penelitian terkait metode penghilangan merkuri dari dalam air dengan menggunakan bahan lokal.
Penelitian yang dilakukan Agus berawal dari keprihatinan di grup riset tentang masalah cemaran merkuri akibat tambang emas skala kecil dan ilegal. "Dalam praktiknya itu hampir semua menggunakan merkuri, dan cemaran-cemaran merkuri itu tersebar dalam limbah tambang, masuk ke air, kemudian menyebar ke mana-mana," ujarnya seperti dikutip laman UGM, Selasa (25/2/2020).
Limbah yang mengandung merkuri dapat menimbulkan problem kesehatan pada masyarakat karena cemaran merkuri masuk ke dalam tanah dan terambil oleh tanaman, masuk ke dalam badan binatang, dan pada akhirnya masuk ke badan manusia dan terakumulasi menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Cemaran merkuri, paparnya, dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif pada anak-anak di sekitar lokasi penambangan. Ia menyebut beberapa kasus yang sempat muncul, seperti kerapuhan tulang, imbisil atau keterbelakangan mental, serta bayi yang lahir tanpa tengkorak kepala.
"Jadi, problemnya tidak hanya pada penambang dan rakyat yang menambang tapi kepada generasi-generasi berikutnya, kepada anak cucu,” ungkapnya.
Konsep yang digunakan untuk remediasi merkuri dari air yang terkontaminasi oleh merkuri adalah dengan cara mengombinasikan antara adsorpsi dengan fitoremediasi atau pengambilan merkuri oleh tanaman.(Jagadpos edit/P2)
0 Comments